Omah Kayu, Rumah Pohon di Atas Gunung
Jadi ceritanya, setahun
lalu, gue dan kawan-kawan pergi ke Puncak Paralayang untuk melihat
kerlap-kerlip lampu Kota Batu dan sekitar. Kami tiba di sana sekitar pukul 7
malam. Keadaan puncak paralayang dingin dan gelap, tidak ada penerangan. Ditambah
waktu itu sedang kabut, jadi lampu kota nggak terlihat. Dan saking gelapnya,
kami menyorot lampu senter dari hp untuk menerangi jalan setapak. Salah melangkah
aja, bisa langsung nyungsep ke bawah,
dan hilang dimakan serigala. *becanda
Sambil menunggu kabut
hilang, gue dan kawan-kawan iseng foto pakai kamera SLR. Edho, sebagai tukang foto, mengarahkan kameranya secara
acak, menekan tombol shoot, lalu memancarkan
sinar flash dari kameranya. Tanpa
sengaja, sinar tersebut menangkap sebuah penampakan. Ada sepasang muda-mudi
duduk dempetan, tangan si cowok meluk badan cewek, begitu pula si ceweknya.
Dalam hati gue, “Enak
yeee? Dingin gelap begini, sama pacar grepe-grepean.” Dasar mesum!
Selang satu
tahun, Puncak Paralayang kembali hits.
Gue membuka akun-akun Instagram Anak Gaul Malang (AGAMA), mereka pada
foto dengan latar rumah pohon gitu. Gue pikir, rumah pohon cuman ada di
cerita fiksi.
“Tapi kalau bener ada, kok gue nggak pernah lihat
ya?”
Akhirnya, untuk
membuktikan kebenarannya, gue dan kawan-kawan pergi ke puncak paralayang lagi.
Kali ini kami tiba sore, jadi belum ada pasangan mesum di sana.
Benar aja, rumah pohon
memang ada di sana, namanya Omah Kayu. Jadi puncak paralayang itu punya dua
jalur dari pintu masuk, kanan dan kiri. Saat pertama kali ke sana, gue pilih
jalur kanan dan mengabaikan yang kiri. Sehingga wajar aja gak pernah tahu ada
Omah Kayu.
Omah Kayu ini ceritanya
kayak hotel gitu, mereka menyewakan kamar berbentuk rumah di atas pohon. Tapi menurut gue, ukurannya
terlalu kecil untuk dibilang rumah, hanya sekitar 1x2 meter. Di dalam rumah
pohon ini terdapat satu kasur (max. 2 people) dan meja kecil. Udah, itu aja.
Karena niat kami ke
sana cuman mau foto, bukan menginap, masuknya dikenakan biaya sebesar lima ribu
rupiah. Untuk harga sewa rumah pohon gue gak tahu. Kalau mau, bisa tanya
resepsionis di sana.
Bagi yang pengen ke
Puncak Paralayang, sini gue kasih tahu. Puncak Paralayang ada di Gunung Banyak,
dekat Kota Batu, Jawa Timur. Rute menuju ke sana ada dua: 1) Lewat Songgoriti; dan
2) Lewat Payung. Lewat Payung rutenya lebih jauh daripada lewat Songgoriti,
tapi jalannya lebih mulus. Kalau bingung dan takut tersesat, tanya aja orang
sana pasti mereka tahu. Malu bertanya, nggak jadi ke paralayang.
*apaan sih?!
Tiket masuk ke puncak
paralayang seharga lima ribu rupiah/satu orang. Kalau pengen main paralayang,
bisa siapkan uang 350 ribu rupiah, dan kamu bisa menikmati sensasi terbang di
atas ketinggian ratusan meter!
![]() |
kaliwaturafting.blogspot.com |
No comments: