Pentingnya Membaca Komik Bagi Penulis

Hanya dua buku komik yang pernah gue baca sejak lahir sampai beberapa minggu yang lalu. Pertama, komik Dragon Ball Z. Gue lupa volume ke berapa. Gue juga lupa alasan kenapa beli komik tersebut. Namun satu yang gue ingat, gue cuman lihat gambarnya doang. Tulisannya nggak dibaca. Kedua, yaitu komik Naruto entah volume ke berapa pula. Alasan beli komik ini tentu gue ingat, dan alasannya keren banget, yaitu iseng. Entah ada angin apa, tiba-tiba gue melipir ke rak komik, melihat-lihat, lalu mengambil komik Naruto volume terbaru. Padahal volume sebelum-sebelumnya kagak pernah baca.

Komik Naruto itu pun gue bawa pulang, lalu gue baca sesampainya di rumah. Lima menit kemudian gue tutup lagi karena nggak paham ceritanya.

Semenjak itu, gue nggak pernah beli komik lagi. Karena sejatinya gue emang nggak suka komik. Ketika ditanya kenapa, gue sendiri juga bingung. Nggak ada alasan tertentu. ‘Ya nggak suka aja,’ ujar gue, biasanya.


Setelah kurang lebih lima tahun puasa baca komik, akhirnya, di semester 3 gue mulai baca lagi. Hal ini dikarenakan teman-teman gue banyak suka baca komik. Jadi ketika lagi kumpul mereka selalu obrolin komik yang baru keluar. Sementara gue hanya bisa diam dan mendengarkan. Mau sok-sokan nimbrung, tapi ceritanya aja nggak tahu gimana. Lama-lama gue jadi merasa terasingkan. Gue pun memutuskan ikut baca juga karena khawatir nggak dianggap lagi sama mereka.

Komik yang gue baca waktu itu Slam Dunk volume 1. Ceritanya lumayan asik dan lucu. Namun sayangnya nggak berlanjut ke volume 2. Ketimbang baca komik, gue lebih memilih pacaran. Sehingga gue kembali terasingkan dari kelompok. Setiap kali teman-teman bahas komik, gue diam di pojokan.

Belakangan ini gue dengar mereka selalu obrolin komik One Piece. Ketika gue tanya apa asiknya, mereka jawab One Piece itu is the best. Lucu, sedih, haru, dahsyat, istimewa jadi satu. Lambat laun gue pun penasaran. Ditambah lagi setiap mereka bahas One Piece selalu tertawa dan tampak excited.


Suatu hari, gue mampir ke rumah Toni, teman gue. Di dalam kamarnya, gue melihat setumpuk komik di lemari.

‘Ton, pinjem One Piece,’ ujar gue.

‘Ciyeee baca komik. Mau pinjem berapa?’

‘Tiga aja deh dulu.’

‘Dikit banget? Nih, lima.’ Toni menyodorkan lima buku komik One Piece, dari vol. 1 sampai 5. Gue merasa keren.

Seminggu kemudian lima buku komik itu habis. Lalu, gue menyadari tiga hal:

1) ANJIR, ONE PIECE KEREN BANGET!
2) KENAPA GUE BARU BACA SEKARANG?!!
3) BALIKIN AKU KE MASA SD!

Pentingnya Membaca Komik Bagi Penulis komik one piece
VIZ.com
Terlepas dari cerita nggak penting di atas, ternyata membaca komik itu juga baik bagi penulis. Berikut alasan-alasannya:

1. Belajar Karakterisasi
Menurut gue, karakter-karakter yang ada di One Piece itu kuat banget. Contoh Nami, deh. Begitu Eiichiro Oda memunculkan tokoh cewek ini, gue sudah tahu kalau Nami itu licik dan cerdas meskipun tidak ada yang bilang dia seperti itu. Begitu pula karakter lain. Di volume 1, kita sudah bisa menyimpulkan Luffy adalah orang yang ambisius, pantang menyerah dan sangat bodoh.

Apabila kamu penulis, baik fiksi atau nonfiksi, ini adalah pembelajaran yang bagus. Karakterisasi adalah kunci untuk menggerakan alur cerita. Kalau karakterisasimu payah maka ceritamu akan mati.

Melalui komik, kita dapat mengadaptasi bagaimana penempatan karakter yang tepat. Bayangkan deh kalau dalam sebuah cerita horor, tokoh utamanya penakut. Dijamin cerita nggak bakal jalan. Dia lebih memilih ngumpet di balik selimut dari pada menghampiri suara tv yang menyala sendiri. Kan gak asik?

Melalui komik, kita juga bisa belajar pemberian perilaku. Gimana sih perilaku orang yang pemberani itu. Atau gimana sih orang yang licik itu. Dengan menggambarkan perilaku maka kita sudah melaksanakan poin ‘show, dont tell’ dalam kepenulisan.

2. Belajar Membuat Outline
Lagi-lagi gue mengambil contoh One Piece. Teman gue bernama Edho pernah bilang, ‘Eiichiro Oda itu mengonsep cerita One Piece selama lima tahun.’

Mendengar itu gue langsung ternganga. Dalam hati gue bilang, ‘Pasti ini komik keren banget.’ Setelah gue baca, ternyata emang benar. Kita ambil contoh Mihawk, deh. Pendekar pedang ini muncul awaaal banget, sewaktu Luffy dan kawan-kawan bertemu Sanji di restoran Baratie. Mihawk muncul sebentar aja, lalu pergi. Skip, skip, skip sampai ke volume puluhan. Kita akan menemukan Mihawk kembali lagi setelah hilang ratusan chapter.

Pelajaran yang bisa diambil dari contoh di atas adalah: konsep dan outline One Piece yang tersusun rapi. Memunculkan lalu menghilangkan satu tokoh nggak segampang garuk udel. Menentukan kapan Si Ini dan Si Itu muncul harus tepat agar menimbulkan efek keren sehingga pembaca bakal teriak, ‘UWOOOHHH! ANJIIRRR! KEREN ABISSS!’

3. Belajar Membuat Jokes
Berkaca dari komik One Piece (lagi), kita bisa belajar buat bikin jokes. Di poin pertama kan kita sudah bahas karakterisasi. Nah, biasanya di komik ini, jokes muncul dari perilaku tokoh cerita. Misal aja Sanji yang tergila-gila dengan perempuan cantik. Maka perilakunya akan tampak konyol tiap kali merayu perempuan.

Selain itu, komik One Piece juga membuat jokes menggunakan dinamika kelompok. Hampir sama dengan paragraf di atas. Jadi masing-masing tokoh yang memiliki karakter berlawanan (Sanji dan Zoro, misalnya), mereka akan selalu bertengkar yang ditampilkan dengan komedi. Usopp si Pembohong akan selalu membodohi Chopper si Polos. Lucunya, Chopper percaya-percaya aja meskipun berkali-kali dibegoin.


Sebenarnya masih banyak alasan kenapa membaca komik penting bagi penulis. Tetapi gue rasa tiga itu sudah sangat cukup. Sisanya kapan-kapan menyusul deh.


Terakhir. Coba deh kalian main ke blog komikdimsum.blogspot.com. Rencananya nanti gue bakal bikin projek bareng Dhimas, si empunya blog itu. Tentang komik juga. Untuk gimana-gimananya kita lihat nanti.

19 comments:

  1. Aku demennya Detective Conan sama Hai Miiko. Herannya, dari aku SD sampek mahasiswi tingkat super akhir gini, Conannya masih aja kelas 1 SD. Hahah.. :D

    Semoga projectnya lancar ya, Us.. ^^

    ReplyDelete
  2. Ok, kali ini aku akan nyoba baca komik, soalnya perasaan komik itu mbingungin pas dibaca. hiks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama sih, gue juga bingung urutan ngebacanya. Tapi lama-lama ngerti.

      Delete
  3. Ok, kali ini aku akan nyoba baca komik, soalnya perasaan komik itu mbingungin pas dibaca. hiks

    ReplyDelete
  4. gue termasuk orang yang jarang baca komik, dulu waktu kecil komik yang dibaca doraemon dan captain tsubasa hehe

    kalo karakter itu bener banget, karena kalo komik karakternya sudah jelas sekali :)

    ReplyDelete
  5. Gue dulu salah satu penggemar komik. Punya banyak banget sampe dibakar bokap -__-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa. Sadis ya? Padahal banyak yang udah komplit kayak death note, law of ueki. Huhuhu. Sedih.

      Delete
  6. Pengin suka baca komik, tapi selalu gak bisaa........ Hiks.

    ReplyDelete
  7. Dulu suka banyak Bleach, One Piece, Naruto, sama Detective Conan, tapi sekarang cuma Naruto dan Conan, soalnya Bleach sama One Piece ketinggal jauh, males baca onlinenya, banyak banget xD.

    BTW, Naruto udah tamat lo xD

    ReplyDelete
  8. Dari dilahirin sampe segede ini, gue cuma pernah beli satu komik, Doraemon. Itu aja udah lama banget, dan belum kelar dibaca tuh komik udah ilang entah kemana haha...

    ReplyDelete
  9. awalnya gue paling suka sama Naruto dan One Piece, tapi entah kenapa Naruto kurang seru, gue lebih suka One Piece, dan buktinya Naruto tamat duluan kan... One Piece masih menghadirkan pertanyaan-pertanyaan di otak gue.. udah gitu karakternya banyak banget.. sumpah sih Oda Sensei itu gilaaaaa, jagoooo!!!! bikin banyak karakter yang kuat, lah gue 4 karakter aja ribet :(

    ReplyDelete
  10. baca komik juga banyak manfaatnya ya :)

    ReplyDelete
  11. Yoi ...
    dari kecil gue suka banget baca komik ..
    dan komik yang paling gue suka, doraemon, detective conan, hagemaru dll.

    dan dari baca2 komik dari dulu emang punya pengaruh kenapa gue bisa bikin buku.. tepat seperti ketiga hal yang lo sebutin di atas~

    ReplyDelete
  12. Terakhir baca komik pas smp, dan berenti gara" komik diilangin temen. Tapi sekarang udah jadi komik halah.

    ReplyDelete

Powered by Blogger.