Melupakan Itu Pekerjaan yang Sulit

Gue rasa, ada benarnya potongan lirik lagu Heartache milik One Ok Rock. Bunyinya begini.
*nyanyi*
So they say the time
Takes away the pain
But I am still the same
“Kata mereka, waktu bisa menghilangkan luka, tapi buktinya enggak. Bahkan saat ini aku masih merasakannya.”
Ya, kira-kira begitulah arti liriknya.
Nggak terasa sudah hampir tiga bulan, gue dan dia memutuskan untuk jalan sendiri-sendiri. Awalnya gue pikir nggak bakalan bisa. Mengingat segala aktivitas yang gue lakukan juga pasti dia lakukan. Semua masalah yang gue alami, dia selalu tahu. Apa yang gue curahkan, dia selalu dengarkan. Tapi nyatanya, gue masih bisa menjalani hidup gue, meskipun nggak sama dia. Jadi, jangan percaya sama orang yang bilang, “Aku nggak bisa hidup tanpa kamu.” Coba aja tinggal sehari. Kalau misal dia sudah jadi bangkai, artinya dia jujur.
Namun, masalahnya sekarang adalah bukan bisa atau tidaknya gue hidup. Tentu, gue bisa. Cuman yang kadang mengganggu adalah kenangan-kenangan yang nggak bisa dikontrol. Mereka suka muncul tiba-tiba, saat gue lagi nggak pingin mengingat apapun tentang dia.
Contoh, saat gue pergi ke suatu tempat makan. Gue masuk ke dalam, kemudian duduk. Saat itu pula ingatan masa lalu muncul. “Oh iya, dulu gue pernah malam mingguan sama dia di sini. Meja favorit kami di pojok sana. Aduh, di tempatin sama orang pacaran lagi. Mereka suap-suapan lagi. Sial,” ucap gue dalam hati.
Lebay? Emang. Tapi begitulah kenyataannya.
Atau, waktu gue lagi jalan-jalan keliling kota naik motor. Lalu, gue melewati jalan yang sering gue dan dia lewati. Saat itu juga muncul potongan-potongan gambar masa lalu. Apa yang kami obrolkan, apa kami lihat. Gue juga ingat lawakan-lawakan gue yang membuat dia ketawa. Semua terputar ulang begitu saja, tanpa gue perintah.
Merasa risih dengan keadaan yang mengganggu ini, gue mencoba untuk melupakannya dengan paksa. Gue mendatangkan seseorang yang lain. Gue sudah lama kenal dengan orang ini. Kami cukup dekat. Hanya butuh beberapa minggu, entah bagaimana ceritanya, kami berdua jadian. Tanpa ada usaha apapun. Sehingga saat teman-teman gue bertanya bagaimana ceritanya, gue bingung. Nggak ada yang menarik. Semuanya seakan terjadi begitu aja.
Dia yang baru ini tentunya lebih cantik dari yang sebelumnya. Teman-teman gue juga bilang demikian. Kekurangannya hanya satu, tapi itu sudah membuat semuanya terasa sangat kurang, yaitu obrolan kami nggak nyambung. Gue bahas apa, dia bahas apa. Cara kami berkomunikasi itu menjemukan. Banyak jedanya. Nggak kayak pasangan romantis yang obrolannya terus bersambung tanpa henti.
Gue tetap mengusahakan hubungan ini berjalan. But, that's still not working out. Kami pun putus dengan baik-baik. Nggak, gue nggak menjadikan perempuan itu pelampiasan. Dia pun sebenarnya memikirkan hal yang sama, kami nggak bisa nyatu.
Setelah kejadian itu, gue pun tersadar. Kalau ternyata gue sedang membohongi diri sendiri. Gue telah berpura-pura lupa sama dia yang dulu. Gue berpura-pura sudah bisa menyayangi orang lain. Padahal nyatanya, gue selalu ingat dia. Bahkan di beberapa kesempatan, gue mengucapkan namanya dalam shalat malam. Karena jujur, tiada lagi yang gue harap, hanya dia seorang.
Tulisan ini pun sebenarnya bukti sederhana kalau dia masih ada, berputar-putar di kepala gue. Mario Teguh juga bilang, "Melupakan seseorang yang pernah kita cintai itu sama halnya dengan mengingat orang yang tak pernah kita kenal."
Lalu, pertanyaan gue, harus perempuan seperti apa yang mampu mengusir dia dari hati? Atau, butuh waktu berapa lama agar gue bisa lupa? Satu-satunya jawaban yang bisa gue terima saat ini adalah: kenangan yang terukir lama, akan terhapus dalam waktu lama pula.
*lanjut nyanyi*
I wish that I could do it again
Turnin’ back the time
Back when you were mine (all mine)
I miss you...
coba tanya ke dia, merasakan hal yg sama gak?
ReplyDeleteapapun jawabannya, curhat lah ke dia.. ceritakan semua..
lihat kemana obrolannya.. kalo emang bnr2 mau move on bilang ke dia..
"bantu aku melupakan mu"
terakhir kali sih dia bilang, "sayangnya udah dikit" :')
Deletedan sekarang dia udah punya yang baruuuhh... :")
Sedih bacanya :')
Deletecepet juga ya... banyak ikan di laut... mancing teruuus... tebar jala, pasang pukat
Deletejangan ikutan sedih dong, meg.. :')
Deletehaha baik mas. tapi masih belum mau berburu, sih. biarin rasa yang ada ini abisin dulu aja. biar kalo ada yang baru, gak setengah2. haha apasih..
Gilaaa us, tulisannya deep banget. Kayaknya relate dengan ceritaku juga deh. Kayaknya memang gitu, jadian sama orang lain tapi kitanya sendiri belum move on itu nggak bakalan asik..
ReplyDeleteDeep.. Mobil deep.. :'(
Deletetulisanya bagus :)
ReplyDeletekayak kapur barus dong :(
DeleteSaya juga merasakan hal yang sama. Pusing, euy. Hahaha.
ReplyDeleteMinum saja Poldanmik..
Delete#SenyumanPenuhMakna
ReplyDeletecewe itu galaunya diawal, kalau cowo diakhir. awal putus pastisi cewe bakalan rentan banget galau, pagi siang sore nangis. tapi lama-lama bakalan biasa aja. kebalikannya sama cowo. awalnya sok cool, akhirnya tumbang
ReplyDeleteHA! Bener banget. Apa gue harus nangis pagi siang sore juga nih?
DeleteJadi ini yang bikin Mas Daus kemana-mana jadi sendiri. Duh, aku baper. Merinding bacanya dan mendadak jadi sedih. Hiks. Aku pernah deh mengalami yang jadian tapi obrolannya gak nyambung, itu zonk banget huahahaha. Akhirnya putus. Semoga... akan ada yang terbaik untuk Mas Daus yah, entah itu akhirnya berjodoh dengan yang masih dirindukan, atau dengan yang memang disiapkan untuk Mas Daus. :')
ReplyDeleteIya sih. Kan kamu dari dulu orang yg selalu support kami berdua. Tiap ada posting apa, kamu selalu yg semangat mendoakan yg baik2.
DeleteOh iya? Nah itulah. Kemistrinya gak ada.
Aamiin.. Makasih Megaaa :))
Mengingat obrolan curhat di kita pas makan siang di belakang kampus... hmm jadi sedih
ReplyDeletegpp mas, tetep didoakan saja, krna doa itu rindu yang halal, semoga hasil melihat proses berjalan. GL mas dwz!
Haha siap siap. Makasih yaaa Dikee..
DeleteAihhh. Bingung mau komen apa, malah jadi baper. Emang memaksakan sesuatu itu gak enak. Gue juga pernah kayak lo gini. Persis.
ReplyDeleteAduh baper semuaaa :')
Deleteaaaaaaaaaaaaaa sumpah baper. serius gue juga ngalamin kayak gitu. pacaran ampir 3 tahun trus sekarang pisah. fisik mah udah move on, tapi hati dan fikiran kayaknya belum . ya gue setuju, mungkin butuh waktu yang lama buat ngelupain hubungan yang udah lama tersebut.
ReplyDeletePersis lah. Gue juga hampir tiga taun. Lahiriah udah move on. Batiniah belum. :')
DeleteHAHAHAHA jadi ini yg dibahas sama mbak Ecy pas di kalampoky? *hasil nguping
ReplyDeleteKasian ya mas Dws. HAHAHAHA.
nasip kita sama belum bisa melupakan. Eh
Heh.. Kamu kecil-kecil udah pinter nguping, ya?!
DeleteHaha sialaaan...
Baper coeg, baper.
ReplyDeleteTapi, asyik.
Yok bikin pangguyuban bareng gue
Hayuklah. Paguyuban Lelaki Susah Move On.
Deleteasal jangan sampai lupa diri sendiri aja. hehehe
ReplyDeleteKamu jangan lupain aku yah plis
Deleteakh.. melupakan memang nggak penah mudah. kalau nyari yang baru.. nanti dibilang nyari pelarian. kalau nggak cari, dibilang nggak move on-move on. serba salah.
ReplyDeleteTul. Kek Raisa. Raisa move on. :')
Deletemelupakan mu sama susahnya kaya mengingat orang yang ga pernah gua kenal,,,eaaaaa
ReplyDeleteITU!
Deletetapi tenang, tuhan mendesain kita sebagai orang pelupa. Nanti juga lupa sendiri bro, haha. salam kenal \m/
ReplyDeleteDan manusia adalah pengingat yang baik, tenang aja, nanti ingat lagi kok, bro.
Deleteeh, iya :(
DeleteSalah fokus sama headernya, mirip acara sarah sechan euy
ReplyDeleteMemang. Haha. Gue terinspirasi dari logo acara sarah sechan, air asia, sama teh botol sosro.
DeleteJangan bohong sama diri sendiri, biar bagaimanapun kalau misal sudah lupan, suatu saat ingat lagi meski kecil.
ReplyDeleteAlasan manusia diberi otak ya untuk mengingat bukan melupakan. :-D
ReplyDeletePilihannya mau ttp sperti ini atau pindah cari baru ckck
baper sebaper bapernya deh....
ReplyDelete