Kapan Kamu Nikah
Judul di
atas bukan sebuah pertanyaan,
juga bukan pernyataan. Melainkan sebuah nama website yang fokus pada pembahasan mengenai pernikahan, dan baru saja launched
hari Sabtu kemarin, tanggal 21 Mei 2016.
Ini adalah
pengalaman pertama gue dalam me-review
event yang diadakan oleh seorang blogger yang suka review event yang event-nya
minta di-review sama orang yang rajin
ke event. (INI APA SIH?!) Jadi, ya
pokoknya, gitu. Kalau kalian pernah main ke blog sophiamega.com, nah, itulah si
empunya website sekaligus
penyelenggara acara ‘Nikah? Mulai dari
nol, ya!’. Dan berhubung ini pengalaman pertama gue, jadi mohon maaf kalau
isinya agak melenceng dari syari’at Islam. Nggak ding, bercanda.
Berawal
dari sebuah pagi yang biasanya gue baru bangun, gue mengucek mata sebentar, lalu mengecek email. Untung tidak
kebalik ya? Mengucek
email, lalu mengecek mata. Ya nggak bisa. Kan
mata gue bukan email? (Ha ha ha. Daus luchu. Ha ha ha.)
Dalam kotak
masuk, ada satu email baru dari Mega. Gue buka. Isinya undangan untuk menghadiri
acara launching web Kapan Kamu Nikah.
Beberapa hari sebelumnya sih, Mega sudah bilang kalau dia mau kirim invitation lewat email. Jadi gue biasa aja. Gak kaget, heboh, atau
berhasrat ingin jumpalitan.
Ya sudah.
Sepertinya, pembukaan ini terlalu panjang ya? Kita
mulai saja daripada nanti jadi curhat.
Well.. Acara
launching web Kapan Kamu
Nikah ini diselenggarakan di Comic Café (Laughboratorium). Tempat
ini sering dijadikan lahan untuk komunitas StandUpIndo_Mlg buat openmic. Entah kebetulan atau apa, acara ini dibuka
oleh komika lokal yang sudah pernah ngadain Special
Show, namanya Mas Wawan Saktiawan.
Setiap kali
gue nonton Mas Wawan stand up, dia selalu lucu.
Sama kayak di acara itu. Bit yang
paling gue ingat bunyinya kurang lebih begini,
“Menikah mampu membuat pandangan dua orang yang mulanya berbeda, menjadi ke arah yang sama. Suatu hari, saya dan istri pernah memandang ke arah yang sama, yaitu ke lemari yang berjamur. Saya sama istri pandang-pandangan. Saya tanya, ‘Gimana nih acara ilangin jamurnya?’ Terus, istri saya jawab, ‘Oleskan sajaaa... Kal-panax!’ Di situ saya sadar, ‘Lucu juga orang ini.’”
Setelah Mas
Wawan, sekarang giliran founder sekaligus
CEO dari Kapan Kamu Nikah, Sophia Mega dan temannya, Firda. Ya, betul. Saya
sendiri.
BUKAAAAN!
Firda itu
cewek. Mega juga cewek. Mereka sama-sama mahasiswa semester dua. Tapi sudah
bikin website dan acara yang keren.
Mega cerita kalau inspirasi membuat KKN (Kapan Kamu Nikah) itu didapat sewaktu
SMA. Gue juga sama. Sewaktu SMA, pernah dapat inspirasi untuk berhubungan badan
di luar nikah. Belakangan gue tahu itu haram. Akhirnya tidak jadi. Padahal
katanya enak.
Astaghfirullah…
Mega juga
menyampaikan visi dari KKN, yaitu agar orang-orang yang sering ragu, sering
resah, sering bertanya-tanya soal menikah, dapat terwadahi dan terpuaskan.
Gue pernah
bertanya soal pernikahan ke KKN lewat akun
LINE. Waktu itu, gue bertanya saat sedang punya pacar. Tapi dulu, KKN belum
digarap seniat ini sama Mega. Jadi dijawabnya lamaaa sekali. Berbulan-bulan setelahnya, saat gue dan pacar sudah
keburu putus. Hiks.
Jawaban
dari pertanyaan gue ada di artikel ini: Tips Melamar Calon Istri
Sebelum
kita masuk ke bagian pembicara, gue ingin menyinggung sedikit soal penampilan
dari Swetee Acoustic yang menghibur penonton di tengah-tengah acara.
Mereka semua masih tampak muda-muda.
Mungkin mahasiswa semester awal, atau entahlah.
Terlepas
dari penampilan mereka yang bisa dibilang keren,
gue sebenarnya agak salah fokus. Kalau
melihat lebih saksama ke kostumnya, mereka tidak seperti anak band kebanyakan.
Menurut gue, mereka lebih
cocok disebut pegawai katering berdasi. Hehehe. Bercanda. Mereka keren, kok. Jarang-jarang
ada pegawai katering bisa main band. Hahaha.
Maafkan
tulisanku yang sembarangan ini,
teman-teman. Hanya bercanda.
Baik.
Sekarang kita masuk ke pembicara yang
pertama.
Perempuan
itu naik ke atas panggung sambil menggendong anak kecil. Ia duduk di sofa yang
sudah disediakan. “Sebelumnya, mohon maaf ya, saya bawa si kecil. Gak bisa
lepas soalnya. Harus sama saya terus,” ujarnya kalem.
“Nanti kalau di tengah-tengah si
kecil nangis minta nenen, gak masalah ya?”
Woh! Gak masalah banget, Mbak, ujar gue
dalam hati. Semoga minta nenen beneran.
Aamiin.
Sore itu,
perempuan yang akrab disapa Mbak Rossy, menjelaskan apa itu pernikahan dari
sudut pandangnya sebagai perempuan. Ia juga menceritakan pengalamannya bertemu
dengan suami. Juga tentang rasanya menikah itu seperti apa. Sampai-sampai dia
bilang, “Pernikahan itu gimana ya,” ia berpikir sejenak, “ah, pokoknya rasain
sendiri aja lah!” Lalu ia tertawa.
Pembicara
di launching web Kapan Kamu Nikah ini ada dua orang. Yang menarik adalah bahwa ternyata
mereka sepasang suami-istri. Mbak Rossy sebagai pembicara pertama, dan juga Mas
Sandie sebagai pembicara kedua, yang
notabene suami dari Mbak Rossy.
Hari itu, ia membahas
banyak hal. Tetapi, materi yang paling bikin gue terkagum, yaitu saat ia
bercerita tentang pertemuannya dengan Mbak Rossy.
Cerita itu
sangat menarik. Dan sekarang, akan gue
ceritakan kembali kepada kalian. Mungkin banyak bagian yang luput untuk diungkap, tapi semoga tidak ada
yang dilebih-lebihkan.
November
adalah bulan berlangsungnya pernikahan Mas Sandie dan Mbak Rossy. Tahun berapa
tidak disebutkan. Namun yang pasti, umur Mas Sandie saat itu masih dua puluh,
sedang menempuh kuliah
semester dua. Sementara Mbak Rossy berumur sembilan
belas tahun, baru lulus SMA.
Jauh
sebelum bulan November, tepatnya bulan Januari, Mbak Rossy masih pacaran dengan
orang lain. “Resolusimu tahun ini apa?” tanya pacarnya pada malam tahun baru.
“Nikah,”
jawab Mbak Rossy, spontan.
“Sama
siapa?”
“Nggak tau
juga sih sama siapa. Yang pasti mau nikah.”
Satu bulan
kemudian, yaitu Februari, Mbak Rossy putus sama pacarnya. Lalu ia punya pacar
lagi. Putus lagi. Pacaran lagi, sampai di bulan Juni.
Nah, di
bulan Juni, untuk pertama kalinya Mbak Rossy dan Mas Sandie bertemu. Mereka
berdua berkenalan di sebuah barbeque
party. Dan kebetulan, saat itu Mas Sandie baru saja putus dengan pacarnya.
Setelah
itu, mereka berdua memutuskan untuk bertemu lagi. Makan malam. Berdua saja.
Usai makan malam, Mas Sandie mengantar Mbak Rossy pulang ke rumah naik motor.
Begitu sampai di depan pagar, rupanya ada seorang lelaki yang sedang menunggu.
Lelaki itu bukan kakak, bukan juga bapak, melainkan
pacar Mbak Rossy.
“Kamu
siapanya Rossy?” tanya lelaki itu.
“Saya
temannya,” jawab Mas Sandie.
Lelaki itu menggiring
Mbak Rossy untuk menjauh. Bicara empat mata. Setelah
lama mengobrol, lelaki itu menghampiri Mas Sandie yang sedang
duduk di atas motor. Tiba-tiba ia bilang, “Titip Rossy, ya?” Kemudian ia pergi.
Itu adalah pertemuan pertama dan terakhir Mas Sandie dengannya.
Beberapa
bulan kemudian Mas Sandie dan Mbak Rossy semakin akrab. Mas Sandie pun
mendeklarasikan dirinya sebagai teman dekat kepada bapak Mbak Rossy. Sehingga menyebabkan bapak Mbak Rossy
menyuruh Mas Sandie datang ke rumah. Ia ingin bertemu.
Sebagai
lelaki, Mas Sandie datang untuk memenuhi
permintaan. Mas Sandie disuruh duduk
di ruang tamu bersama bapak Mbak Rossy.
Sebentar,
kayaknya kepanjangan ya menyebut ‘bapak Mbak Rossy’? Kita singkat jadi Bapak
Rossy aja gimana? Sepakat? Oke.
Kemudian, Bapak Rossy mengeluarkan selembar kertas HVS dan satu pulpen, lalu meletakkannya di atas meja. “Silakan tulis biodata lengkapmu beserta orang
tua,” ujar Bapak Rossy.
"Termasuk mafa mifa juga?"
"Apa itu?"
"Makanan favorit, minuman favorit," jelas Mas Sandie.
"KELUAR KAMU!"
Oke. Percakapan di atas ngawur ya? Itu karangan gue saja.
Lanjut.
Diminta menuliskan biodata membuat Mas Sandie kaget. Tapi ia tetap melaksanakan perintah. Ia menulis di satu halaman penuh.
“Sudah, Pak.”
Bapak Rossy
mengambil kertas tersebut. Lalu menekan nomor telepon bapak Mas Sandie di hape. Ia menekan
tombol panggil. “Halo.
Dengan Bapak X?” tanya Bapak Rossy. “Apa betul anak Bapak bernama Sandie Putra?
Oooh. Iya, gapapa. Terima
kasih, Pak.” Telepon ditutup. Hal yang sama pun dilakukan kepada ibu Mas Sandie. Begitu
selesai acara telepon-menelepon, Bapak Rossy bertanya kepada Mas Sandie. “Maumu
apa?”
“Saya mau
jadi pacarnya Rossy, Om.”
“Caramu
salah!” ujar Bapak Rossy. “Kalau kamu benar pingin anakku, besok kamu datang lagi ke sini. Bawa kedua orang tuamu.”
Kalau gue
jadi Mas Sandie sih, malam itu juga, gue memutuskan untuk menyerah. “Maaf, Om.
Saya nggak jadi. Tiba-tiba, orang tua saya naik haji pakai kapal laut. Katanya
sih, baru pulang tahun depan.”
Namun tidak
dengan Mas Sandie. Mungkin karena niatnya sudah bulat dan kekeh, ia pun datang
membawa kedua orang tuanya menemui Bapak Rossy. Entah apa yang diobrolkan pada
saat itu. Namun yang pasti, pertemuan itu menghasilkan sebuah keputusan. “Ya
sudah. Kalau begitu kalian menikah saja,” ujar orang tua dari kedua belah
pihak. “Tapi kami tidak memberikan uang sepeser pun. Jadi kalian biayai
pernikahan kalian sendiri.”
Jika gue
berada dalam posisi itu, mungkin hal yang pertama gue lakukan adalah mengecek
dompet lalu bilang, “Maaf, Pak. Uang saya cuman ada tiga puluh ribu. Cukup
nggak buat nikah?”
Balik lagi
ke cerita. Pertemuan itu berlangsung tanggal 14 November. Bapak Rossy bilang,
“Sebelum tanggal dua puluh lima, kalian
sudah harus menikah,
ya? Teman-teman Bapak yang
diundang nanti kira-kira ada tiga ratus orang.”
Mendengar hal itu, Mas Sandie stres. Ia pun menyerah, lalu memilih menikah dengan Kukang.
BUKAAAN!
Esok
harinya, mereka berdua langsung
mempersiapkan pernikahan. Mulai dari makanan, souvenir, rias pengantin,
dekorasi, dan segala macam, dengan uang hasil tabungan mereka sendiri. Total
ada dua belas juta sekian.
Pikir gue
saat itu, untung mereka ada tabungan banyak. Lah, gue? Boro-boro.
Mereka menikah
tanggal 24 November. Hanya dalam waktu sepuluh hari, mereka
mampu menyiapkan semuanya. Meskipun
malam sebelum hari H, mereka
masih berada di tempat rias pengantin. Padahal
tradisinya, ketika sudah mendekati
waktu akad, pengantin itu dipingit alias diam di rumah, tidak ke mana-mana.
Sampai-sampai penata rias di situ tanya, “Le, yang mau nikah itu siapa sih?”
Mas Sandie
dan Mbak Rossy kompak menjawab, “Kami, Bu.”
“Ya ampun,
le. Sudah, sudah. Kalian pulang saja. Biar ibu yang ngurus semuanya.” Begitu
katanya.
Hingga
akhirnya, mereka pun
menjalani proses pernikahan dengan lancar.
Di awal
pernikahan, mereka sering mengalami masa-masa sulit. Bahkan
diceritakan, pernah suatu sore mereka
lagi nongkrong di
alun-alun Malang. Mereka
duduk di bawah pohon beringin sambil
makan tahu petis. Saat itu mereka
sedang menertawakan kehidupan mereka. Karena mereka bingung harus apalagi. Di dompet hanya tersisa uang
lima puluh ribu perak.
Tahun demi
tahun pun berlalu. Hingga tiba pada hari launching web KKN. Gue
melihat mereka secara langsung, berdiri di atas panggung.
Tak sedikit pun terpancar kesulitan
ekonomi dari mereka. Yang ada justru sebuah kesuksesan. Mas Sandie sempat
bilang, “Dulu, sebelum aku menikah, aku tidak memiliki apa-apa. Aku mendapatkan
semuanya ini setelah menikah.”
Begitulah
cerita singkat tentang pertemuan kedua pembicara itu.
Pesan
terakhir yang gue tangkap sih, untuk laki-laki, yakinkan diri kalian dahulu sebelum melamar. Karena ketika kita yakin, maka kita akan mudah
meyakinkan orang lain. Sementara untuk perempuan, jaga diri kalian baik-baik.
Meskipun kalian sudah punya pacar, jangan berikan segalanya yang kalian miliki pada pasangan, dan jangan menutup diri pada yang lain. Karena toh, pacarmu yang sekarang belum tentu jodohmu di masa mendatang.
Secara
keseluruhan, acara ini sarat akan pengalaman baik yang harus diambil
manfaatnya. Tujuannya juga semata-mata untuk belajar bersama. Tidak menyesal gue menghabiskan malam minggu di sana. Sekali lagi terima
kasih untuk Mega. Semoga kedepannya Kapan Kamu Nikah semakin berkembang. Maaf
untuk tulisan yang terlalu panjang dan
terlalu ngawur ini.
MasyaAllah.
ReplyDeletegitu yaa, kalo sudah menikah rezekinya ada aja.
ya gimana orang rezeki dua manusia digabungin.
Ya bagus sih, nikah muda daripada maksiat mendekati zina. tapi kalo belum siap jasmani rohani mending jangan dulu deh.
fokus memperbaiki diri dan menjauhi segala maksiat.
Whoaaaa ya Allah perjuangannya bener bener ya.
ReplyDeleteBener apa kata orang, jangan takut miskin setelah nikah. Rejeki dari anak, rejeki dari istri, pasti bakal ada terus.
Setujuuu bang. Pacarmu skrg, belum tentu jodohmu di masa depan. :))
hmm sayang banget aku gak ngikutin acaranya sampai selesai ini
ReplyDeletebtw, link postingan ini aku masukin di postingan blog tumblr ku ya bang
cerita nya Mas Sandie sama mbak Rossy romantis banget yak. lebih romantis daripada cerita FTV. drama korea juga kalah ..wkwk
ReplyDeleteKeren keren!
kalo cowok kayaknya sebelum nikah ya musti memantaskan diri dulu deh. Baca novel sabtu bersama bapak aja udah lumayan ngebuka pikiran untuk nikah2an begini xD
ReplyDeleteUs... skripsimu us.... skripsi...
ReplyDeleteCoba gue minta biodata lo dong.
Wkwkwk keren juga ya Mbak Mega bikin beginian :D hihihihi seruuuu :D
ReplyDeleteEh, itu Mas Wawan standup ala-ala Ryan Adriandy deh dulu waktu aku pertama kali liat dia :D wkwk lucuuuuk pecah parah :D
Eng... harusnya dosenku ikut ngisi launching itu deh -_- soalnya beliau gencar-gencar banget nyuuruh mahasiswanya nikah. Karena katanya, nikah itu bikin berkah dan rejeki mengalir. Makanya, nikah 4 kali, jangan cuma satu kali :')
Kesimpulannya berdua lebih baik ya bang? =))
ReplyDelete