Cerita Pra-OSPEK Fakultas Psikologi UMM
Nge-OSPEK itu ternyata melelahkan. Serius.
Tanggal 4 September kemarin, Fakultas Psikologi UMM mengadakan acara pra-pesmaba. Apa itu pesmaba? Pesmaba singkatan dari Pengenalan Studi Mahasiswa Baru, atau biasanya disebut OSPEK. Kebetulan gue salah satu panitianya. Ehm.. *benerin kerah*
Pra-pesmaba dimulai jam setengah 7 pagi. Seperti biasa panitia harus datang lebih awal, jam setengah 6. Jujur, jadwal ini sungguh berat, di mana gue harus bangun lebih pagi dari biasanya. Saking takutnya kesiangan, gue memasang 6 alarm sekaligus, dan dua telepon dari Ranti dan Nyokap buat jaga-jaga. Karena pengalaman pas gladi resik pra-pesmaba, acara dijadwalkan mulai jam setengah 8, sedangkan gue jam 8 baru bangun. Fantastis.
Selain terpaksa untuk bangun pagi, gue juga terpaksa untuk mandi pagi. Ini Malang, men! Perlu kalian tahu, suhu pagi itu menyentuh angka 19 derajat. Jadi gue bingung, ini mandi apa main Ice Bucket Challenge? Tapi mau gak mau gue harus mandi. Malu aja diliatin maba (mahasiswa baru) dengan tatapan jijik sambil bilang, "Kakak itu kok badannya dikerubungi lalat ya?"
Gue tiba di kampus jam setengah 6 kurang dikit. Satu jam kemudian acara berlangsung, dimulai dari sesi sambutan dari Ketua Pelaksana dan Gubernur Mahasiswa Psikologi. Ketika sesi sambutan berlangsung, ada 5 maba jatuh satu-persatu. Mereka semua tumbang karena sakit. Ada satu yang keliatannya parah banget. Dia cuman bisa duduk menyandar di kursi dengan kepala tertekuk. "Dek, Kakak bopong ya ke poliklinik? Biar diobatin di sana," ujar teman gue. Maba itu cuman menggeleng.
Gue tiba di kampus jam setengah 6 kurang dikit. Satu jam kemudian acara berlangsung, dimulai dari sesi sambutan dari Ketua Pelaksana dan Gubernur Mahasiswa Psikologi. Ketika sesi sambutan berlangsung, ada 5 maba jatuh satu-persatu. Mereka semua tumbang karena sakit. Ada satu yang keliatannya parah banget. Dia cuman bisa duduk menyandar di kursi dengan kepala tertekuk. "Dek, Kakak bopong ya ke poliklinik? Biar diobatin di sana," ujar teman gue. Maba itu cuman menggeleng.
"Gapapa kok, Dek. Ayok, sini Kakak bopong!" kata teman gue itu. "Atau mau jalan sendiri?"
Dia menggeleng sekali lagi. "Aku lemes."
Bingung menghadapi situasi seperti itu, akhirnya gue dan 4 panitia lain langsung membawa dia secara terpaksa. Dari pada K.O. mendadak, bahaya juga. Dari lapangan basket, tempat pra-pesmaba, menuju poliklinik itu dekat aja, cuman ada banyak anak tangga yang harus kami lewati. Itu berat banget, men. Seandainya maba yang sakit itu bisa dilempar ke atas, kayak kardus mie, enak juga gak bikin pegel. Usut punya usut, mereka berlima yang sakit itu ternyata belum sarapan. Hmm... Pantesan aja kurang setrong.
Pada OSPEK ini, gue menjabat sebagai anggota seksi konsumsi. Gak ribet-ribet amat sih, kerjaannya cuman ngurusin makanan aja. Kemarin, gue kerja pas masuk sesi ISHOMA (ishtirahat, sholat, makan) doang. Di luar itu gue nganggur. Enak banget, santai. Tetapi di satu sisi gue risih juga. Beberapa panitia dan maba suka menatap gue, seolah-seolah dia ngomong, "Ni orang nganggur doang. Kerja napah!" Ya, mau kerja apa? ISHOMA juga belum. Terus mau sok ngebantuin panitia lain takutnya malah ngerecokin.
Pada OSPEK ini, gue menjabat sebagai anggota seksi konsumsi. Gak ribet-ribet amat sih, kerjaannya cuman ngurusin makanan aja. Kemarin, gue kerja pas masuk sesi ISHOMA (ishtirahat, sholat, makan) doang. Di luar itu gue nganggur. Enak banget, santai. Tetapi di satu sisi gue risih juga. Beberapa panitia dan maba suka menatap gue, seolah-seolah dia ngomong, "Ni orang nganggur doang. Kerja napah!" Ya, mau kerja apa? ISHOMA juga belum. Terus mau sok ngebantuin panitia lain takutnya malah ngerecokin.
Ngomong-ngomong, fakultas gue ini bisa dibilang unik lho. Dari dulu mahasiswa baru berjenis kelamin cewek selalu mendominasi. Angkatan gue, tahun 2012, katanya jumlah cowok +-30% sedangkan cewek +-70%. Untuk angkatan 2014 sekarang, dari total 366 maba, kira-kira cuman ada 50 maba cowok. Jauh banget perbandingannya. Sampai-sampai gue merasa ini bukan OSPEK maba, tetapi OSPEK calon santriwati pondok.
![]() |
Lagi kumpul sama kelompok masing-masing. |
![]() |
Sewaktu penutupan pra-pesmaba. |
Jadi, walaupun lelah dan capek melanda, maba-maba yang menawan dengan jilbab ungu ini bisa menyemangati gue lagi. Azeg! *ditabok Ranti*
Segitu dulu ceritanya. OSPEK sesungguhnya akan dimulai senin besok. Semoga ada cerita menarik yang bisa gue share ke sini. Tunggu aja, ya!
Segitu dulu ceritanya. OSPEK sesungguhnya akan dimulai senin besok. Semoga ada cerita menarik yang bisa gue share ke sini. Tunggu aja, ya!
tapi kan biar lelah bisa prospek maba cewek yang bisa di'siapa tau jodoh'in
ReplyDeletesekalian
#eaaaak sayangnya udah taken saya mas. huahaha
Deletebagus dong kalo banyaknya cewe.. kan bisa cuci mata tuh XD
ReplyDeletehahaha sayangnya mabanya kurang 'oke' :p
Deleteaciye kakak panitia, jangan jahat-jahat ya kak? :D
ReplyDeletetenang, kakak-kakak panitia ospek psikologi baik2 semua kok
DeleteItu nggak ada gedungnya buat ospek kayak komunikasi gitu ya? :p
ReplyDeleteOoo jangan salah. Komunikasi pra-pesmabanya di hellypad. *ketawa setan*
Deletekayaknya fak.psikologi emang selalu menyediakan lahan cewek cakep yak. di kampus gua juga gitu. haha.
ReplyDeletemales deh kalau seksi konsumsi, gua lebih suka jadi seksi acara, bisa bentak-bentak maba. bisa lebih gampang pdkt juga. haha
psikologi emang dominan cewek. tapi gak ada salahnya kalo cowok jd psikolog. ditunggu kelanjutannya dari si maba-maba ini hehehe :D
ReplyDeleteKok pas banget? Sahabat gue maba psikologi UMM, bang.
ReplyDeleteKalau nggak salah kelompok Sigmund Freud dia... :D
Saya ngakak baca cerita di atas XD Tapi kurang panjang Kak ceritanya..
ReplyDelete