Cerita Singkat tentang Adab Makan

Jumat dua minggu lalu, sekitar pukul 4 sore, gue keluar kelas begitu perkuliahan selesai. Gue mampir ke kantin sebentar untuk sekedar mengganjal perut. Rencananya setelah ini gue akan pergi ke Aula Teknik di gedung sebelah. Mau nonton film-film pendek karya anggota baru KINE Klub, UKM sinematografi kampus. (FYI, gue juga anak KINE. Dulu, sih. Sekarang jarang nongol.)

Nah, maksud hati datang ke acara itu adalah ingin keluar dari rutinitas. Bosan juga harus kuliah-tugas-tidur melulu. Siapa tahu dari nonton film pendek bisa dapat inspirasi.

Setelah membayar delapan ribu perak demi segenggam gorengan dan satu kotak susu (mahal banget, coy!), gue pun berangkat. Sendirian doang. Karena para sohib gue lagi sibuk ngerjain tugas. Ya sudah nggak apa. Gue sanggup, kok.

Gue melahap gorengan di tangan kiri, kemudian menyedot susu di tangan kanan. Menyusuri jalan ke Aula Teknik dengan gembira.

Sesampainya di jalanan setapak dan beranak tangga yang menghubungkan gedung satu dengan lainnya, gue berpapasan dengan dua orang ibu-ibu. Jujur, gue agak sulit mendeskripsikan mereka. Karena pakaian mereka hampir sama. Memakai jaket hitam berbahan katun. Lalu kerudung panjang yang warnanya beda tipis. Dan rok yang model serta warnanya hampir sama pula. Yang membedakan hanyalah ukuran rok. Ibu satu roknya kependekan, sedangkan Ibu dua roknya kepanjangan.

Berhubung jalan setapak itu hanya bisa dilalui satu orang, gue pun mengalah. Mempersilakan mereka jalan duluan.

Pertama, Ibu rok kepanjangan yang melintasi jalan setapak itu. Begitu beliau melintasi gue, dia tiba-tiba ngomong, ‘Duh.. Mas, makan kok sambil berdiri?’

Heh?!

Ibu rok kependekan yang mengekor ikut menambahkan, ‘Iya, makannya pakai tangan kiri lagi.’

Heh?!

Belum sempat gue merespon, mereka sudah berlalu begitu saja.

Gue bengong dalam waktu yang lama.

P. S.: Jangan makan pakai tangan kiri sambil berdiri, apalagi sambil jalan.

Udah, gitu aja. Semoga bermanfaat ya~