Si Kampret dan Cewek Berkuku Cantik

cewek berkuku cantik
Cewek cantik menurut gue adalah cewek yang punya kuku bagus. Kurang tahu sejak kapan fetish ini muncul, pokoknya, setiap kali gue melihat kuku yang bersih dengan jari panjang dan putih, gue langsung suka.

Dulu gue pernah punya cewek. Mukanya cantik. Jari dan kukunya juga nggak kalah cantik. Tapi sayang sekarang kami sudah putus. Gue menyesal. Kenapa waktu putus dulu, jari-jarinya nggak gue mutilasi?

Huft.

Dan sebaliknya, gue rada-rada gimana gitu sama perempuan yang kukunya kurang cantik. Gue punya teman cewek. Dia hobi gigitin kuku. Jadi kukunya pendek banget. Malah di kelingkingnya hampir gak ada kuku. Setiap kali gue lihat jari-jarinya, gue geli sendiri. Apalagi sama cewek yang kukunya kotor. Kuku yang di bagian dalamnya hitam-hitam. Habis ngapain coba mereka? Servis knalpot? Atau ganti oli?

Gue aja nggak pernah membiarkan kuku gue kotor. Gue selalu menjaga kebersihannya. Sampai-sampai ada teman cewek yang bilang kalau kuku gue cantik. Setelah gue perhatikan, ternyata benar juga ucapan teman gue itu. Gue jadi punya ide, "Apa sekalian aja ya, gue ganti kelamin?"

Saking sukanya gue melihat kuku cantik, gue pernah jatuh hati sama jari-jemari yang tidak gue tahu siapa pemiliknya. Jari-jemari itu, gue melihatnya di sampul buku panduan skripsi. (Oke banget, nggak?)

Sampul buku itu berwarna biru muda, dengan gambar jemari seorang perempuan sedang menari-nari di atas keyboard. Kuku itu sangat cantik, jari-jarinya panjang dan bersih. Dalam khayalan gue, pasti yang punya jari ini wajahnya juga cantik. Putih, bersih, berhidung mancung, dan bermata bundar. Senyumannya pasti manis. Setiap kali gue melihat sampul buku itu, semangat gue langsung meluap. Gue seperti ingin melakuan banyak hal. Gue ingin produktif!

sampul buku panduan skripsi

Lalu, gue pun pergi ke tempat kerja. Sesampainya di kantor, gue menceritakan kesukaan gue ini dengan Septa, teman gue.

"Sep, gue jatuh cinta, Sep. Sama jari orang!" (Ya, itu adalah kalimat yang seram dalam memulai sebuah obrolan.)

Dia diam saja. Gue tetap lanjut ngomong sambil mengeluarkan buku panduan skripsi. "Gue yakin, Sep, yang punya jari ini pasti orangnya cantik. Mirip-mirip Raisa, lah, paling enggak," ujar gue sambil menunjuk sampul buku biru itu.

Septa mulai tersenyum lebar. Senyuman yang penuh makna. 

"Kenapa lo senyum-senyum?" Gue menaruh heran.

Tiba-tiba dia ketawa. Gue semakin bingung. Ada apa sebenarnya? Apa yang sedang terjadi? Apa gue salah memuji jemari indah yang ada di sampul buku ini? 

Septa pun angkat bicara. "Us," katanya. "Kamu tahu nggak kuku itu punya siapa?" 

Gue menggeleng sambil memasang tampang bego penuh harap.

Septa membuka mulutnya, lalu bilang dengan mantap, "Itu jarinya Bu Nanik!"

"HAAAAH?!" teriak gue, kaget. "SERIUS LOOO?!" 

Septa tertawa terbahak-bahak. Tertawanya sangat puas. Dia senang sekali melihat ekspresi gue yang tak percaya kalau jari-jari itu milik seorang dosen cukup berumur, dan sampai sekarang belum menikah. Namun, gue gak percaya begitu saja karena Septa ini terkenal sebagai si Penipu Ulung, apalagi kalau sudah mengerjai temannya.

"Ya, ampun," katanya sambil mengatur napas karena lelah tertawa. "Beneran, Us. Aku lihat sendiri proses pengambilan gambarnya. Hahaha." Dia lanjut ketawa.

Septa memang bangke. 

Setelah tawanya mulai reda, dia cerita. "Jadi, waktu itu aku lagi di ruang dosen. Dari luar, datang Pak Bowo bawa kamera. Dia jalan ke arah Bu Nanik yang lagi duduk di mejanya. Mereka berdua ngobrol. Terus Pak Bowo mengutak-atik kameranya. Terus Bu Nanik pura-pura mengetik di atas laptop. Terus Pak Bowo foto, deh."

Mendengar cerita itu, gue hanya bisa menganga. Perempuan yang selama ini gue bayangkan ternyata dosen gue sendiri. Sialan. Imajinasi gue rusak.

Siang itu bawaannya gue mau ngambek. Gue nggak mau lagi melihat buku panduan skripsi! Gue nggak mau lagi kerjain skripsi kalau sampul bukunya belum ganti. (Oke, ini alasan gue aja.)

Akhirnya, gue pun mencoba bodo amat. Menganggap kejadian ini tidak pernah terjadi. Sampai pada suatu hari, gue berniat untuk menceritakan kisah ini ke blog. Gue menulis hal-hal yang gue ingat. Begitu draft pertama selesai, gue mendatangi Septa.

"Sep, gue lagi menulis kejadian kuku Bu Nanik itu loh. Tapi belum rampung sih."

"Oh, hahaha. Iya. Bagus. Namanya disamarin aja, Us. Ribet nanti kalau ketahuan."

"Sip. Gampang itu mah. Eh, gue mau nanya. Kemaren yang fotoin tangannya Bu Nanik itu Pak Bowo apa mahasiswa, ya?" tanya gue untuk memastikan. "Gue lupa."

"Aduh, nggak tahu, Us."

"Gak tahu? Bukannya kemaren lo bilang kalau lihat sendiri proses fotonya?"

Gue diam sejenak. Berpikir.

"ANJIR! LO BOHONG, YA KEMAREN?!"

Dan kalian tahu apa yang Septa lakukan? Dia malah tertawa terbahak-bahak.

"Tuh, kan si kampret!"

23 comments:

  1. Baca paragraf pertama Fix gua gagal jadi cewek cantik.
    Tapi kuku gua gak item-item kaya anak stm abis praktek mretelin motor juga.

    Hahaha lagian percayaan amat sama temen nya? percaya tuh sama Tuhan bang. Astaghfirullah..

    ReplyDelete
  2. bener us, kuku aja yang kecil bisa dirawat sampe cantik, apalagi dada.. eh apalagi badan~
    kuku si septa mending lu potong-potong sampe abis biar dia berenti jadi tukang tipu hahaha

    ReplyDelete
  3. Bahahanjirrrrr. Diboongin Septa. Kacau. XD
    Gue nggak ngerti sama lu, Us. Kenapa bisa jatuh cinta sama kuku? :|

    Etapi kata senior gue, kalo mau cari cewek yang kukunya dirawat juga. Apalagi kuku kaki. Coba perhatiin cewek yang lagi nggak pake alas kaki deh. Kalo kukunya bersih, insya Allah dia baik. Halah. Jadi, hal-hal yang tidak terlihat aja dia rawat. Apalagi hati kamu~ Ihiy.

    ReplyDelete
  4. Plok plok plok...
    selamat!
    Anda tertipu kuku...

    Saya dulu juga pernah ketipu sama betis indah...
    wuihh putih banget betisnya...
    Setelah tak selidiki, ternyata itu betis punya perempuan tua... Dia bekerja sbg sales buku kalau tdk salah... pokoknya wajahnya tua banget.. ya kaya muka kamu itu! Hahahahaaaaaaa................
    Pertama kali lihat betisnya, waktu dia naik motor sebelahan sama saya...
    Ternyata....
    Ahh sudahlah... Masih ada betis2 lain di luar sana....

    ReplyDelete
  5. Plok plok plok...
    selamat!
    Anda tertipu kuku...

    Saya dulu juga pernah ketipu sama betis indah...
    wuihh putih banget betisnya...
    Setelah tak selidiki, ternyata itu betis punya perempuan tua... Dia bekerja sbg sales buku kalau tdk salah... pokoknya wajahnya tua banget.. ya kaya muka kamu itu! Hahahahaaaaaaa................
    Pertama kali lihat betisnya, waktu dia naik motor sebelahan sama saya...
    Ternyata....
    Ahh sudahlah... Masih ada betis2 lain di luar sana....

    ReplyDelete
  6. tidak hanya kuku tangan yang harus di cek, periksa juga kuku yang ada dijempol kakinya. pastikan bersih dan bebas bau :)

    ReplyDelete
  7. AAAAAAHKK KUKU KU PANJANG DAN BERSIH KAK DAUUUS.

    MAMA KU JUGAK. KAKAK COWOK KU JUGA. KECUALI PAPA, DIA KUKUNYA BUNTET BULET2 PENDEK :D

    UDAH SIH CUMA MAU KOMEN GITU AJAAA~

    ReplyDelete
  8. Itu kuku bu Nanik beneran Us. Aku kemarin liat sendiri waktu beliau main ke Jogja. Seriusan.

    ReplyDelete
  9. Bahahah ngehe juga teman lo ini. Gue setuju. Hal hal kecil seperti yang bikin kita para cowok jadi tergila gila sama wanita

    ReplyDelete
  10. Kok beda ya. Bu nanik yang saya kenal agak berisi. Tapi ada teman saya amanya nanik. Lumayan cakep lah. Tapi masih kurang membuat saya tertarik. Eh. Kenapa jadi bahas nanik?

    ReplyDelete
  11. wekawekaweka, kalo kuku gue emang gue biarin panjang, bukan karena sengaja, tapi emang males buat potong kuku. tapi bukan berati sekarang kuku gue udah bermeter-meter, soalnya kuku gue sering banget patah, ntah itu kejepit lemari, restleting, kena pisau, pokoknya ada aja yang bikin kuku gue patah. nah kalo dirasa-rasa kukunya udah mirip sama kuku kuntilanak, baru gue maksain buat motong kuku.

    anyway, gue punya temen juga namanya nanik handayani, orangnya cantik, idungnya macung, matanya bulet, dan gingsul. gue aja kalo manggil dia "mbak cantik" hehe.

    ReplyDelete
  12. Oh misalkan mas Daws ditanya kriteria ceweknya gimana, mungkin bakalan jawab "Kriteria pertama saya adalah, yang penting kukunya cantik, mukanya mah Bodo amat, mau dijah yellow ke, mau Eli sugigi kek, mau Saipul Jamil kek, yang penting kukunya cantik" bukan begitu mas? haha

    ReplyDelete
  13. Dasar si kampret-_- lagian gampang banget diboongin sih lo bang :D

    Kuku gue bersih, dan karena gue gak suka punya kuku panjang gitu, jadinya rajin dipotong. Daku ini memang bukan cewek tulen banget hahaha :D

    ReplyDelete
  14. Mas, mas, kukuku panjang, putih dan bersih lo.
    dulu sempet jadi model pemotretan pin, jadi gimana mas?
    hahaha

    masa ya percaya mas kuku dosen mas yang udah berumur pasti ada kerutan meskipun dikit-dikit.
    itu kelihatan banget kaya kuku orang luar alias bule, hehe

    ReplyDelete
  15. Kamu memang sungguh lelaki polos us. Sini main sama om..

    ReplyDelete
  16. jadi intinya nih ekspektasi yang nggak sesuai sama realiti, wkwkwkw... :D

    ReplyDelete
  17. Bang jari gue keren bang. Setiap satu jari ada cabangnya. Iya gue baru sulam jari tangan, trend di 2016. Lo harus nyoba bang.

    ReplyDelete
  18. Yang gue tau Mas,,,
    Cewek yang kukunya bagus,,,biasanya gak suka ngerjain pekerjaan rumah...
    Wkwkwkwkwk...

    ReplyDelete
  19. Jangan jangan yang punya kuku tersebut adalah si KAMPRET alias Septa, eh Gue lupa tanya Speta itu laki pa cowo?

    ReplyDelete
  20. widiiwww susah ya lw selera semua cowo dari kukunya hehhhee gak doyan kuku panjang soalnya.. haduh punya temen kaya gituu langsung pecatt aja bang

    ReplyDelete
  21. haha abang pecinta kuku ni berarti haha

    ReplyDelete
  22. emang sih, gue sebagai cewek aja paling mengutamakan kuku diatas segalanya (agak lebay sih). tapi emang kuku berserta jari2nya emang paling bisa dibanggain kemana2..

    ReplyDelete

Powered by Blogger.