How She Fell In Love

I am sorry for this very, very long post. But, the story is really mean to meGue mengerjakanya dengan sungguh-sungguh. Bahkan sepertinya ini menjadi tulisan ter-niat yang gue buat selama 2015. So, please take your moment, and enjoy!

---

Cewek itu paling pintar menyembunyikan perasaannya. Bersama orang terdekat, mungkin mereka masih bisa ekspresif: ngomong tanpa henti, menangis kejer, atau teriak-teriak tidak jelas. Tapi, kalau sudah ketemu sama cowok yang mereka suka, cewek pasti akan diam seribu bahasa. Seakan mulutnya mendadak sariawan.

Termasuk dia, cewek yang mampu memendam perasaannya ke gue selama berbulan-bulan, tanpa gue ketahui sama sekali. Bahkan, kepikiran pun tidak. Malah gue menganggap cewek ini berada di kategori orang-orang invisible. Mereka ada, tapi tidak ada.

utopia antara ada dan tiada lagu ost di sini ada setan


Hingga akhirnya rahasia itu pun perlahan-lahan tercium oleh gue. Semuanya bermula pada sebuah hari di bulan Desember 2012.


Sore itu kami berkumpul di depan kosnya. Kami mau pergi ke acara traktiran ulang tahunnya si dia. Ada sekitar sembilan orang yang ikut. Tujuh di antaranya adalah teman akrab si cewek berkaca mata ini. Sedangkan dua sisanya adalah Edho dan gue, makhluk astral dari antah-berantah.

Gue masih bingung kenapa gue dan Edho juga diajak, padahal kami bukan siapa-siapa. Kami bahkan gak ikut urunan beli kue. Justru kami yang ngabisin kuenya. Cuman waktu teman-teman akrabnya kasih kejutan di dalam kelas, gue ikut meramaikan. Gue sok-sok terkejut seakan gue yang dikasih surprise. Lalu gue pura-pura terharu, lengkap dengan acting menyapu air mata. Melihat tingkah gue yang pecicilan itu, dia tertawa.

“Traktiran boleh, dong?” sepik gue di sela-sela kejutan.

“Iya, nanti sore ikut aja makan di SS, Spesial Sambalado!”

“Oh-oke! Siap!” balas gue. Tumben sepikan gue berhasil.

Sewaktu lagi nunggu dia dan teman-teman lain bersiap, Pucha tanya, “Nanti pembagian motornya gimana? Siapa yang bonceng siapa?" Teman-teman yang lain menyahut. Gue menyimak.

“Nanti Daus bonceng Si Dia, ya?” kata Pucha.

Gue mengangguk, kalem.

Begitu semua sudah siap, kami pun berangkat. Gue gak jadi boncengin dia. Dia sudah dibonceng sama Aldo. Sementara gue sendiri saja. Gue sih gak masalah, pokoknya nanti asal perut kenyang, hati pun senang.

Sesampainya di rumah makan, kami memilih tempat duduk lesehan dengan dua meja yang digabung jadi satu. Pelayan mengantar piring-piring pesanan kami. Gue kaget, dibanding dengan teman-teman yang lain, ternyata pesanan gue yang paling mahal. Beberapa saat gue merasa sungkan, gak enak sama dia dan teman-teman yang lain. Namun ujung-ujungnya.. bodo amat ah!

Selesai makan, kami pulang. “Makasih ya traktirannya,” kata Ecy. Kemudian, disusul ucapan-ucapan terima kasih dari yang lain. Termasuk gue, yang sekaligus minta maaf karena sudah menghabiskan uangnya.

“Iya, makasih juga semuanya. Tapi ngomong-ngomong, aku pulang sama siapa nih? Kan, Aldo rumahnya nggak searah?” tanya dia.

“Sama Daus aja!” sahut Pucha, semangat.

“Gapapa, Us?”

Gue mengangguk, kalem.

Langit mulai senja. Adzan Magrib sudah berkumandang. Gue pun menepikan motor ke masjid terdekat. Usai shalat maghrib, sewaktu kami mau pulang, perlahan-lahan gerimis turun. Dengan sigap gue melepas jaket lalu meminjamkannya kepada dia. Sejurus kemudian dia memasang jaket hitam itu ke badannya yang agak chubby (baca: bergelambir).

Setelah gue mengantar dia pulang ke kosan, gue mampir ke kos Edho. Baru aja masuk kamarnya, gue langsung diserang pertanyaan, “Cieh, abis dari mana, Us? Kok baru pulang? Pulang lewat mana tadi?”

“Buset! Santai aja, Pak, nanyanya.” Gue jelaskan kalau tadi mampir shalat maghrib sebentar.

“Oh.. Kayaknya dia naksir sama kamu, Us.”

“Masa sih?” Gue mencoba mengulang apa-apa saja yang terjadi hari ini. Mulai dari ditraktir tanpa sebab, sampai akhirnya gue yang nganter dia pulang. Ditambah sama omongan Pucha yang kayaknya semangat banget biar kami satu motor. “Bisa jadi sih,” lanjut gue. “Tapi ngomong-ngomong, dia lupa balikin jaket gue. Sial!”


Setelah kejadian hari itu (dan tentunya setelah dia balikin jaket gue juga), kami pun mulai sering SMS-an. Kami jadi sering keluar bareng, entah itu nonton atau makan. Setelah merasa mantap, kami pun jadian.

Dan, setelah beberapa bulan pacaran, ketika komunikasi mulai terasa nyambung dan nyaman, dia tiba-tiba mengatakan sesuatu yang tidak pernah gue tahu sebelumnya. Dia bilang, “Sebenarnya... aku adalah seorang janda. Cepat nikahi aku, Kang Mas Prabu!”


Enggak, deng. Becanda.

drama sinetron laga indonesia kang mas prabu

“Sebenarnya,” ujar dia, “aku suka kamu sejak awal semester.”

Gue terdiam. Tatapan kami mulai serius. “Masa?”

“Iya...”

“BODOOO! HAHAHA!”

Plak! Gue ditempeleng.

Lalu, dia menceritakan tentang awal mula naksir gue. Tentang apa-apa saja yang gue tidak tahu. Dia bercerita, bahwa dia sering duduk di barisan belakang kursi gue. Sengaja memilih duduk di sana biar bisa memperhatikan gue dari belakang. Kadang, dia merasa kesal kalau pandangannya terhalang. Sehingga dia harus menarik kepalanya ke belakang atau mencondongkannya agar bisa melihat gue.

Beruntung, gue tidak suka duduk di barisan paling belakang. Kalau iya, mungkin dia tidak akan duduk di kursi, tapi menempel di tembok.


Kayak begini
Dia bercerita, dulu kami pernah ada di kelompok yang sama di kelas filsafat. Tanpa gue tahu, ternyata dia selalu memperhatikan gue. Saat gue berbicara, menulis sesuatu di buku, dan juga saat menyusun puzzle korek api yang menjadi tugas utama hari itu.

“Hahaha. Kok dulu aku gak sadar, ya?”

“Soalnya, dulu yang ada di pikiranmu cuman si nenek lampir aja! Ya, kan?!” kata dia, sewot.

Gue menyengir.

Cewek penggemar Princess Snow White ini juga pernah benci banget sama seorang cewek berwajah tua kayak nenek lampir. Alasan dia benci karena dia tahu, gue naksir sama cewek itu. Dia cerita, dia pernah melihat gue boncengin nenek lampir itu. Katanya, dia cemburu banget. Sampai-sampai dia teriakan kalimat favoritnya dulu kalau kena apes: “YA TUHAN! AMBIL AKU!” Dia berteriak sambil menengadahkan tangan ke atas.

Ya, dia memang seheboh itu, tipe perempuan yang ekspresif. Makanya dulu gue pernah panggil dia Miss Hyperactive di Twitter.

Ceritanya waktu itu lagi nggak ada kuliah. Gue lagi main Twitter di hotspot kampus, nge-follow temen-temen kelas yang baru kenal. Sehabis follow si dia ini, gue kirim mention.

cara membuat sebuah tweet palsu
Gue nggak tahu kalau ternyata mention tersebut bisa membuat orang kerasukan arwah jahat. Begitu dia baca mention itu di kamar kosannya sana, dia langsung teriak-teriak memanggil temannya, Uyun, yang sedang menyuci sempak. Dia histeris. Bahkan katanya dia sempat guling-guling di lantai. Uyun kaget melihat kelakukan temannya ini kayak orang kesurupan.

“Coba kamu lihat, Yuuun!” katanya sambil nunjuk laptop.

“Lihat apa? Nggak mau ah, pasti serem!”

“Enggak. Coba lihat!”

Begitu melihat ke layar laptop, si Uyun jadi ikutan histeris. Sekarang mereka kesurupan bareng.

Gue yang baru tahu kenyataannya ini cuman bisa garuk-garuk kepala sambil ternganga heran. Tuhan, ada apa dengan anak ini? Gue nggak tahu.

Setelah kami saling follow Twitter, dia kayak sering ngetweet nomention gitu dan gue ngerasa, “Ini tweet kayaknya buat gue deh.” Pernah waktu itu mau UTS, kampus gue punya peraturan kalau cowok yang rambutnya panjang gak boleh ikut ujian. Gue pun cukur rambut. Keesokan harinya, setelah pulang ujian, si dia ngetweet, “Cie yang potong rambut.”

Gue ge’er dong. Gue mention aja, “Makasih.” Dia lalu membalas. Kami pun tenggelam dalam obrolan Twitter yang isinya kebanyakan saling sepik.

Hal terakhir yang membuat gue benar-benar yakin kalau dia naksir gue, ketika gue mengobrol sama dia dan Ecy. Mereka bercerita, suatu hari si dia dan dua kawan lainnya sedang main ke kamar kos Ecy. Kegiatan yang para cewek lakukan kalau sedang ngumpul biasanya hanya ada dua, kalau gak gosip... yah curhat.

“Dia galau banget pas tahu kamu naksir si nenek lampir, Us,” ujar Ecy. “Saking galaunya dia sampai nyanyi-nyanyi sambil peluk guling aku. Terus kami semua ngakak.”

“Emangnya kenapa?”

“Guling aku tuh ya, nggak pernah dicuci seumur hidup. Bentuknya sudah gepeng banget. Lengkap sama bekas keringat, iler, tahi gigi, dan lain-lain.”

“Sumpah? Hahaha.” Gue ngakak banget.

guling busuk bau dan gak pernah dicuci berjamur
Ini bukan guling Ecy tapi sama-sama menjijikan!
Kebetulan, waktu itu gue baru saja di-PHP-in sama si nenek lampir. Ternyata selama ini gue hanya dijadikan tukang ojek, antar-jemput dia kuliah tiap hari. Beruntung, cewek berpipi tembem ini masih menyimpan rasa ke gue sehingga kepada dialah hati ini akhirnya gue labuhkan.


Jadi betul pernyataan yang bilang bahwa cewek adalah makhluk yang pintar menyembunyikan perasaan. Mungkin selamanya gue tidak akan tahu bagaimana cara ia jatuh cinta, kalau dia tidak menceritakannya. Tentang usahanya yang selalu ingin melihat gue, tentang bagaimana dia histeris saat gue memulai percakapan duluan, atau tentang kebodohannya saat cemburu. 


Gue memindahkan cerita ini ke dalam sebuah tulisan agar dia tidak melulu berputar-putar di kepala gue. Agar cerita ini punya tempatnya sendiri. Sehingga suatu saat gue dapat mengingat kembali bahwa dulu, pernah ada seorang perempuan yang jatuh cinta kepada gue, dengan cara yang menyenangkan. 


---

Terima kasih banyak bagi yang sudah membaca sampai habis. Semoga kisah ini dapat menginspirasi, menghibur, atau mungkin menjawab pertanyaan-pertanyaan yang masih terpendam.

Sampai bertemu di tahun 2016! X-D

44 comments:

  1. Kalian berdua sama-sama beruntung. Gue tau banget gimana rasanya jadi si dia yang dulu suka diam-diam. Tapi sumpah deh rasanya seneng banget pas baca kalian akhirnya jadian. Ini tuh kayak, ah gila serius? Gak kebayang bakal lebih seneng gimana kalo baca dari sudut pandang si dia. :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mhuahahahaha..
      Gapapa, Riz. Gue senang kalau ada yang senang. Meskipun emang agak lebay sih.. Haha.

      Anyway, gue gagal memahamkan kalian. Ini kejadiannya udah beberapa tahun lalu loh. Tapi sudah diedit barusan. Wkwk.

      Delete
    2. Maaf ya, pasti emang seneng banget kalo jadi si cewek.

      Wah kampret betul. Sekarang udah gak sama cewek bergelambir lagi dong. Hiks.

      Delete
  2. yey ada yang baru jadian nih! PJ dong hahaha. asik banget dah ini baca yang baru jadian rasanya ngiler. *soalnya gue jomblo newbi* . kayaknya seneng banget deh kayaknya jadi Miss Hyperactive. ga sia sia sepik sepik di twitter, suka diem diem akhirnya bisa jadian gitu. aaaaaah, envy lah haha. gue mah berkoar di twitter juga kagak peka peka doi nya :(

    eh btw selamet yaaa semoga langgeng.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayaknya gue gagal deh memahamkan kalian. Ini kejadiannya udah beberapa tahun lalu loh. Tapi sudah diedit barusan. Wkwk.

      Sama. Gue juga jomblo nubie. Malah belum move on. Hiks..... Apasih. Haha.

      Delete
    2. oh hahaha sory2. yah sama dong kite

      Delete
  3. Gue juga pernah suka sama seseorang, temen kelas, bahkan sampe sekarang pun masih suka sih, tapi karna gapunya cukup keberanian untuk nyatain perasaan jadi gue memilih diam, hahah. Aih gue terhura baca tulisan ini, kalian pada akhrinya jadian terus gue sama dia kapan? wkwkw. Btw ngakak pas bagian bantal gulingnya, astaga :v

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berdoalah semoga semesta mempertemukan kalian. Aamiin.


      Kayaknya gue gagal deh memahamkan kalian. Sebenarnya ini kejadian tiga tahun lalu. Tapi tak apa lah, sudah gue edit barusan.

      Delete
  4. Gue cuma bisa baca sambil nyengir dan berhmmmm hmmmm ria.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmmm hmmm itu maksudnya apa pak? Terangsang kah? :'D

      Delete
  5. gue pernah, tapi diposisi cewenya, pas kaya cerita lu, us. :"

    ReplyDelete
  6. Huanjer. Awalnya gue kira ini postingan horror. Banyak gambar nggak nyambungnya. Ternyata emang sebagian dari lawakan tulisan :"D
    Ecieee.. Si dia strong juga ya mendam dari awal semester gitu. Bersyukur lo ikutan nyepikin dia waktu surprise. Kalau nggak, mungkin sampe sekarang si dia masih jadi secret admirer. Uh :(
    Kapan yak gue ditulisin kayak gini. Hahaha.
    Langgeng, Kang!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha benar juga ya? Tapi mending selamanya jadi secret admirer sih kalau ujung2nya pacaran tapi putus juga :'D

      Langgeng apaan?? :')

      Delete
  7. ^idem sama yang di atas, tulisanya bagus enak dibaca. belajar ah :D

    ReplyDelete
  8. Yosh! Aku baca sampai habis, bang. Mengaliiiir :)

    ReplyDelete
  9. ceritanya aku banget.. mas. semacam secret admirer. tapi.. sayangnya aku ga berani ngungkapin... hiks.. perih.. tapi gapapa.. seterong kok. salamnya ya buat mbaya

    ReplyDelete
  10. Us, ini cerita hampir mirip sama kisah gue tau gak?! Engga, ya? Ya emang. Ini gue baru mau kasih tau. Cuma bedanya gue pas 2011. Muahahaha. Pas zaman masih SMK. XD

    Gue juga nggak pernah sadar kalau ada yang diam-diam merhatiin gue dulu di kelas. Sempet jadian juga, tapi ya... udah putus juga lama. Haha. Kangen juga dicintai seperti itu. Hehehe.

    Dan kerennya, lu sudah menuliskannya. Gue belum kesampean. Ceritanya bagus. Suka! :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wenak. Ya emang gitu sih rata2 nasib orang ganteng.

      Delete
  11. Kalo aku malah sama banget jadi tokoh ceweknya haha. Cowok juga sih sebenernya pintar kok menyembunyikan perasaan. Hm.
    Ceritanya nggak sia-sia, dia jadi secret admirer kamu terus terungkap dan berakhir happy ending. Mm... Rindu rasanya jadi secret admirer lagi hehe. Baca ini jadinya ikut baper. Iya, karena ngerasa aku jadi ceweknya. :(

    Gila, 2012. Lama juga ceritanya. Yaa... Nggak apa-apa. Aku suka ceritanya. Untung happy ending, jadi stop dah bapernya. Like this!

    ReplyDelete
    Replies
    1. ^^ pejuang cidaha ^^

      Itu belum ending sih aslinya. Endingnya kami berdua saling membunuh perasaan masing2 lalu berpisah. Wenak.

      Delete
  12. Anjiiirrrr, baper juga nih :(
    si cewek ini beruntung ya, kamu masih bisa tau kalo dia suka sama kamu
    lah aku?
    sampai dia udah aku tulis di postingan blog sampe saat ini aku gak tau dia udah tau perasaanku sebenernya apa enggak
    eeh, malah jadian sama temenku sendiri, sedih aaaah :(
    dan parahnya sampai detik ini sepertinya aku masih mengaguminya :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya ampun. ngenes banget ya kamu.
      mungkin kamu harus minta bantuan temenmu yg lain buat di cie cie in. jadi dia sadar. kadang cowok emg terlalu bego dan ga peka.

      Delete
  13. Wuiiih gila keren banget us hahaha. Kayaknya lama banget deh aku nggak baca tulisanmu yang punchlinenya nggak terduga kayak gini. mungkin terakhir waktu konser Raisa kali ya hahah

    Jadiiiii, cewek tembem itu ada hubungannya dengan si pelarian di post kemaren nggak us?

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha masih aja inget cerita raisa. gue masih sering baca cerita itu sambil iseng2.

      yap. betuuul sekali.

      Delete
  14. di hidupku, ada si dia kayak di hidupmu nggak ya? kok kamu keren us disukain cewek sampai segitunya :D

    ReplyDelete
  15. Waaa salut sama cewenya. Setulus itu mendam perasaan ke lu bang. Dari awal semester. Iya bener. Cewe paling pinter nyembunyiin perasaan.
    Duuh, jangan sia-siain bang. Hahahaa

    ReplyDelete
  16. Ebuset dari semester awal jadi pemuja rahasia. yang tiap hari cuma ngeliatin mulu dari jauh. kasihan...

    tapi rejeki nggak kemana. akhirnya sekafang berjodoh juga sama yang diidamkan. wohoooo

    ReplyDelete
    Replies
    1. sekaraaang? berjodoooh?

      sudah tidak lagi wahai temankuh!

      Delete
  17. Iya tulngetsss cewe jago menyembunyikan perasaan. Walaupun bukan perasaan suka aja.

    Cowo juga bisa menyembunyikan perasaan sih tapi kek nya lebih sering cewe.

    Salam kenal Dauuus. First time mampir kesini :D

    ReplyDelete
  18. beruntung sekali dia punya lelaki yang mau menceritakan perasaannya stlh ga bareng lagi. biasanya cowok tuh paling nggak mau cerita dan sok sokan udah move on :-D

    ReplyDelete
  19. Ehm, ini adalah komentar paling serius selama ini. Jadi sabar ya bacanya

    #1

    “Coba kamu lihat, Yuuun!” katanya sambil nunjuk laptop.

    “Lihat apa? Nggak mau ah, pasti serem!”

    “Enggak. Coba lihat!”

    WANJERRR. Ini percakapan cewek banget..... :') Ngakak banget bacanya

    #2

    Soal guling, aku juga pernah punya... aku bawa ke asrama, nah pas itu harus pindahan di mana aku males beresin kamar. AKHIRNYA, guling kesayanganku itu dibuang di tempat sampah, jahat banget :') Sejak saat itu aku males pake guling, nggak ngefek aja skrg tidur pake guling apa enggak. :') *curcol*

    #3

    'Biar cerita ini nggak terus berputar-putar di kepala gue', eh iya ya mas daws, kadang ada cerita yg bikin kita suka inget2nya, aku jadi ingin bercerita. Hmmm. Ok, aku akan menulisnya di tumblr. Terima kasih telah menginspiraasi wkwk.

    Cerita cinta yang sendu tapi bikin ngakak sekali :') Terima kasih sudah menghibur. Wkwkwkwkwkw.

    ReplyDelete

Powered by Blogger.