Baca Dulu, Nanti Kasih Judul Sendiri
Karena gue tidak pandai dalam membuat judul, jadi kalian baca aja ya tulisan ini sampai habis. Nanti kasih judul sendiri. Oke? Pintar anak mama~
Anyway, ini adalah tahun pertama gue menjalani puasa ramadan tidak
bersama keluarga. Gimana rasanya? Hmm.. Ada enaknya, juga enggaknya.
Enaknya, gue bebas mau buka bersama kapan pun. Setiap hari. Di
mana aja. Tanpa perlu minta izin orang tua. Meskipun kadang yang jadi masalah
adalah nggak ada yang ngajakin. Jadi ujung-ujungnya tetap buka puasa di kosan.
Sedangkan nggak enaknya ada banyak. Mulai dari harus bangun
sahur sendirian. Bagi gue, bangun sahur adalah hal tersulit kedua setelah move on dari mantan.
Lalu, untuk makan sahur, semesta memaksa gue untuk memilih satu di antara tiga pilihan.
1) Makan sahur di luar: enak, banyak, tapi harus menerjang
udara yang dinginnya masya Allah,
2) Makan sahur di kos: nggak perlu repot keluar, tapi
makanannya keburu dingin (karena belinya malem dan nggak punya kompor buat
panasin), atau
3) Tidak usah sahur sama sekali.
Gue selalu memilih opsi pertama atau kedua (jelas, karena gue tidak bodoh untuk memilih opsi ketiga). Namun, ada sekali kesempatan gue hampir tidak sahur karena bangun telat. Beruntung malamnya gue sempat beli sebungkus sari roti. Akhirnya, gue sahur pakai sari roti tersebut, untuk dicocol ke air putih. Ya, cukup menyedihkan memang.
Selain itu, gue juga tidak bisa merasakan nikmatnya buka
puasa bersama keluarga. Kalau di rumah, setiap buka puasa, meja makan selalu
penuh. Ada berbagai macam lauk, sayuran, sampai dengan kue-kue basah khas Banjarmasin
(yang entah kenapa hanya muncul sewaktu ramadan saja). Sementara di Malang, sering
kali gue buka puasa hanya seorang diri. Dengan menu makanan yang... hmm... satu
doang. Kalau lalapan, ya lalapan. Nasi goreng, ya nasi goreng. Kadang ya air
putih aja. Begitu-gitu lah.
Tapi sejauh ini, ramadan gue cukup lancar dan menyenangkan
kok.
Daaan... Karena bulan ramadan juga, jam kerja gue di kampus jadi
berkurang. Gue bisa bersantai lebih banyak di kosan, atau mengerjakan skripsi
kalau lagi gak males.
Ngomong-ngomong skripsi, setelah dua bulan menyusun
proposal, akhirnya gue dikasih kesempatan untuk sempro. Horeee! Meskipun rada terpaksa gitu
sih, dosennya. Beliau bilang, “Sebenarnya, proposal kamu ini masih salah, Daus.
Tapi berhubung teman-temanmu sudah sempro, ya sudahlah. Kamu sempro aja.”
Mendengar kalimat itu, gue bingung apakah harus memberi respon bahagia atau takut.
Bahagia karena akhirnya bisa sempro. Atau takut, karena ada kemungkinan, di sempro
nanti gue bakal dibantai.
Amit-amit. Semoga enggak deh ya..
La la la~
Duh, sebenernya topik yang gue bahas di tulisan ini udah abis, tapi gue bingung, gimana cara mengakhirinya? Hmm..
Eh eh, lihat deh! Ada UFO melayang! *kemudian kabur pakai sepeda fixie*
Saran saya satu: Jangan bimbingan skripsi pas lagi puasa. Biasanya kalo dosen lagi lapar, kertas A4 ama (kadang) telinga mahasiswa juga bisa dimakan.
ReplyDeletejudulnya : "Puasa Pertama Tanpa Keluarga"
ReplyDeleteAnjirr basic abess.
Aku juga tak pandai membuat judul :(
emang yaa, kalo puasa gak sama keluarga saur juga gak ada yang bangunin, kalo di rumah kan Mamah is the best alarm, seacar gak bisa di snooze gituh.
Judulnya : Belum Ada Judul
ReplyDeletesaya rasa untuk anak kos yang terbiasa jarang makan, gak masalah menghadapi bulan puasa. Karena sudah terlatih di hari-hari biasa.
Sempro itu apa baang? :(
ReplyDeleteYawlaaa aku gatau.
Ini judulnya untitled aja bang
Itu nama kue. Kue sempro.
Delete*iya garing.
Seminar proposal.
Hahaha itu semprit woy.
DeleteOoh gitu ya. Nais inpoh gan. Tengkiyu:))
Judulnya UFO melayang. Hahhaaha.
ReplyDeleteNah iya. Paling sere. Kalau sahur sendirian. Bukan takut nggak bangunnya. Tapi, takut pas bangun malah nggak ada yang dimakan.
Atau bangun pas menjelang imsak jadi sahurnya dengan air putih aja. :(
Ya ealh, baru aja mau bilang gitu. Hauffft.
DeleteJudul yang cocok: Ramadhan Menyedihkan Tanpa Keluarga
ReplyDeleteBener ga? Biar pun ada sisi enaknya, tetep aja ada kepedihannya. Huhuhu. Apalagi pas makan roti dicocol ke air putih.
Aaarrrgh! Judul yang mau aku kasih, udah keduluan sama Darma. Sialan memang Darma. :(
ReplyDeleteSedih banget, Us. Makan sari roti dicocol ke air putih. Puk puk puk. Tapi kamu tetap tegar deh. Pintar anak Mama~ Ngg... judulnya "Kangen Sama yang Basah-Basah," aja gimana? Itu, kue basah Banjarmasin maksudnya.
Judul: #DausSetrong2016
ReplyDeleteSari roti pake air putih. Menyedihkan :')
Sempro itu seminar proposal sebelum penelitiannya kan ya? Di tempat gue nggak ada nih.
ReplyDeleteMenurutku, judul di atas udah oke sih bang. Buat penasaran hahaha.
ReplyDeleteOwh, kalau di kampusku sempro itu mungkin namanya UP alias Usulan Penelitian kali ya.
Judulnya: Suasana Puasa Tanpa Keluarga dan Akhirnya Sempro.
ReplyDeleteYak, judul gue apa banget ini. XD
Hm... mending rotinya cocol ke saos gitu, Us.
judul yang pas ufo melayang, iya pas banget! sepro apaan sih bang? seminar hasil? semonar usul? yudisium? kompre? kok asing amat istilah lo
ReplyDelete"pintar anak mama" - anjir baru paragraf pertama aja udah ngakak hahaha geli kamu beneran bilang gitu ke pembaca.
ReplyDeletekamu harus bersyukur digituin dosen Us! aku mah seneng soalnya dulu pikiran ku "pokoknya kudu maju walau si dosen terpaksa, bodo amat" hehehek.
judul tulisan ini, gatauk apa cari aja sendiri. kamu yang nulis, kita yang mikir, ih helloh :(