Berpindah

Nggak tahu kenapa, gue jadi tiba-tiba semangat banget mau nulis.

Tiba-tiba ambil pulpen, buku catatan, lalu semuanya mengalir begitu aja. Kayaknya menulis nggak pernah selancar ini sebelumnya.

Ah, nggak tahu deh. Mending gue langsung cerita aja.

Ini adalah tentang sebagian pengalaman hidup gue. Pengalaman yang gue rasa penting untuk dibagikan. Cuman kalau nanti, setelah kalian baca, ternyata nggak ada penting-pentingnya, ya sudah. Anggap aja kalian abis nonton InstaStory. Penting nggak penting tetep diliat, kan?

Ehm.

Baik.

Hal pertama adalah soal alamat blog. Pasti banyak yang nanya, kenapa sekarang blog ini berubah alamat? Sebenarnya, gue agak berat melepas salahtulis.com yang keren nan mashyur di zamannya itu. Cuman kalau dipertahankan justru berat di kantong. Ongkos sewa alamat (.com) itu seratus lima puluh ribuan. Bagi gue, duit segitu mending buat beli cemilan kesukaan istri. Lumayan kan dapat pahala menyenangkan hati bidadari.

Jadi yah… Selamat tinggal salahtulis.com.

***

Terakhir kali upload tulisan blog itu gue masih menganggur. Alhamdulillah, sekarang sudah hampir setahun bekerja di sebuah perusahaan mie instan. Pekerjaan ini mengharuskan gue untuk merantau ke Kalimantan Timur, tepatnya Kota Samarinda. Tinggal di Samarinda bisa dibilang berat karena biaya hidupnya cukup mahal (tapi alhamdulillah rejeki mah ada aja). Terlepas dari itu, gue cukup bangga karena perusahaan ini, dengan izin Allah, sudah membantu banyak anak kost bertahan hidup di akhir bulan.

Di sini gue tinggal bareng istri. Kami baru menikah sekitar 6 bulan lalu di Luwuk, Sulawesi Tengah. Tiga hari kemudian, kami langsung pindah ke Samarinda. Memulai hidup yang benar-benar baru. Gak ada keluarga, gak ada saudara. Pilihan hidup yang bisa dibilang “nekad” namun bukan berarti tanpa pertimbangan. Kami memilih jalan hidup ini atas kesadaran dan petunjuk dari Yang Maha Mengetahui.

***

Sejak pulang ke Banjarmasin, gue benar-benar fokus untuk memperbaiki diri. Empat tahun kuliah dan tinggal di Malang gak sepenuhnya mengubah gue menjadi seseorang yang lebih baik. Dari aspek akademis dan organisasi mungkin iya. Gue kuliah, ikut BEM, dan sebagainya. Aspek sosial juga mungkin lebih baik dibanding pas SMA, karena di perantauan gue tinggal sendiri, sehingga mau gak mau sering berinteraksi dengan orang baru. Cuman ada satu aspek yang menurut gue krusial banget. Kalau aspek ini kurang baik, maka yang lain juga mengikuti, yaitu aspek rohani.

Pada saat kuliah, gue kayaknya jauh banget sama agama. Gue memang alumni kampus berlabel Islam. Namun bukan berarti semua kegiatan kampus mengandung nilai rohani. Pelajaran agama juga hanya 2 SKS per minggu. Ditambah sesekali kuliah Ahad Pagi, sebuah ceramah agama satu setengah jam, hari Minggu, mulai jam 6 pagi. Gue nggak terlalu yakin sih ini works apa enggak buat mahasiswa lain. Cuman bagi gue kayaknya kurang.

Oleh karenanya, gue sering kali merasakan kehampaan sewaktu di Malang. Malah kadang gelisah tanpa sebab. Gue pun mencoba menyibukkan diri dengan kegiatan menyenangkan. Dari satu kesenangan ke kesenangan yang lain. Jalan, main, nonton, baca novel. Gue juga berusaha menyibukkan diri dengan mengikuti organisasi kampus, dan masuk ke sebuah komunitas blogger. Semua kegiatan ini cukup membuat gue lupa akan kegelisahan gue. Setelah semua kegiatan selesai, gue kembali ke kamar, ternyata rasa hampa dan gelisah itu muncul kembali.

Berbeda semasa gue SMA yang aktif di organisasi Rohis (Rohani Keislaman). Di Rohis, gue sibuk dengan perkara-perkara keagamaan. Gue bisa menulis, ngeblog, photoshop sekarang ini, karena belajar di Rohis. Kebetulan gue anggota divisi media. Kerjanya bikin selebaran buat dibagi ke anak-anak sekolah. Semacam selebaran shalat jumat tapi versi gaul. Dan, dengan segala aktivitas yang gue lakukan di Rohis, gue merasakan adanya ketenangan. Hati gue terasa tentram dan damai.

Pada akhirnya gue pun mencoba untuk kembali. Mencari kegiatan serupa, seperti di Rohis dulu. Gue menghubungi beberapa kawan Rohis SMA yang sekarang masih istiqomah. Salah satu dari mereka menyarankan untuk mendengarkan kajian di YouTube.

***

Seiring berjalannya waktu, mulai dari kajian lewat YouTube, gue berpindah ke kajian di masjid. Hal ini berusaha gue rutinkan. Alhamdulillah, Allah mudahkan.

Jujur, kegiatan ini memberikan perubahan nyata dalam hidup gue. Kegelisahan dan kehampaan yang gue rasakan dulu sudah hilang, berganti menjadi ketenangan. Banyak ilmu agama yang gue dapatkan dan berusaha gue amalkan. Hal ini ternyata berdampak pada keinginan-keinginan gue yang alhamdulillah terwujud. Bahkan termasuk keinginan-keinginan yang kayaknya nggak mungkin terjadi dalam waktu singkat. Seperti contohnya mendapat pekerjaan dan menikah.

Oleh karena itu, gue merasa “berpindah” ke kehidupan yang lebih dekat dengan Allah itu sangat perlu. Hidup bukan tentang bagaimana kita bisa senang, melainkan bagaimana bisa tenang. Kesenangan itu semu karena kelak akan datang kesedihan-kesedihan. Namun ketenangan dari Allah itu abadi. Ia akan membuat kita lebih bijak menyikapi kesenangan dan kesedihan.

Kita perlu memanfaatkan momen “tren” hijrah sekarang ini. Ilmu agama menjadi sangat dekat dengan kita. Video-video dakwah sekarang tersebar di semua media sosial. Bagi yang berat atau masih malu-malu datang ke kajian langsung, tinggal buka YouTube, lalu pilih kajian yang diinginkan (asal benar sesuai Al Qur’an dan sunnah).

Kita tidak perlu gengsi untuk ikut dalam berhijrah. Dengan hijrah, insya Allah kita akan mengenali kebenaran yang hakiki. Kita akan tahu untuk apa sebenarnya hidup ini. Untuk apa kita diciptakan. Dan apa yang akan terjadi setelah kita mati.

Terakhir, hijrah bukan hanya soal jenggot, hijab, celana cingkrang, dan menikah. Hijrah lebih dari itu. Hijrah bukan pula berarti “buru-buru untuk menjadi tua”. Membiasakan diri beramal di waktu muda itu benar. Karena tak ada yang bisa menjamin apakah kita akan sampai tua, atau mampu beramal di waktu tua.




PS: Penulis hanya manusia biasa, jauh dari kata sempurna. Kalau ada kalimat yang benar itu dari Allah, kalau ada kalimat yang salah itu dari penulis. Mohon koreksinya. Tulisan ini dibuat hanya karena rindu ingin menulis. Semoga bermanfaat.

9 comments:

  1. *brb buka video Ustadz Abdul Somad di Youtube*

    ReplyDelete
  2. MANTAP DAUUUS! Gue dukung terozzz!!

    ReplyDelete
  3. Wah setuju banget kak kalo udah dekat sama Allah egala hal bakal menjadi tenang, gak ada kegelisahan.

    ReplyDelete
  4. Dikasih nasehat sama temen, belajar lewat video youtobe tetap harus didampingi pembimbing agar tau mana yang tepatnya. Apalagi kalau videonya sepotong kaya di ig - ig takut ada pesan yang ga tersampaikan sepenuhnya. - begitu kata teman.

    ReplyDelete

Powered by Blogger.